
Pengaruh Musim Hujan & Cuaca Dingin terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Saat musim hujan tiba, suhu udara menurun dan kelembapan meningkat. Perubahan ini ternyata bisa memengaruhi kondisi gigi dan mulut. Udara dingin membuat pembuluh darah di sekitar gusi menyempit, sehingga aliran darah menurun dan jaringan menjadi lebih sensitif.
Selain itu, saat cuaca dingin, banyak orang mengonsumsi makanan manis dan hangat lebih sering, seperti teh manis, coklat panas, atau makanan berkarbohidrat, yang berisiko meningkatkan penumpukan sisa makanan, plak dan karang gigi.
Gigi Sensitif saat Udara Dingin: Penyebab & Solusi
Keluhan gigi sensitif cuaca dingin menjadi salah satu yang paling sering muncul di musim hujan. Paparan udara dingin bisa memicu rasa ngilu karena suhu rendah mengenai permukaan gigi, terutama jika ada bagian gigi yang berlubang atau lapisan email yang menipis.
Penyebab gigi sensitif meningkat di musim hujan:
- Menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan pasta gigi abrasif
- Gusi menurun (receding gums) yang menyebabkan akar gigi terekspos
- Konsumsi makanan dan minuman panas serta dingin secara bergantian
- Gigi berlubang
Solusi untuk mengatasi gigi sensitif di musim hujan:
- Gunakan pasta gigi khusus gigi sensitif dan sikat berbulu halus
- Hindari perubahan suhu ekstrem pada makanan/minuman
- Menyikat gigi dengan lembut dan rutin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan
- Lakukan fluoride treatment untuk memperkuat lapisan gigi
Dengan langkah ini, kamu bisa mencegah gigi sensitif cuaca dingin agar tidak mengganggu aktivitas.
Sakit Gigi Terkait Sinusitis di Musim Hujan
Musim hujan sering memicu pilek, flu, dan sinusitis. Saat sinus maksilaris meradang, tekanan dari rongga tersebut bisa menekan akar gigi atas dan menimbulkan sakit gigi yang sering disalahartikan sebagai gigi berlubang.
Ciri khasnya: nyeri terasa di beberapa gigi atas bersamaan, terutama saat menunduk, dan sering disertai hidung tersumbat.
Jika nyeri berasal dari sinus, perawatan utamanya bukan pada gigi, tetapi pada sinusitis itu sendiri. Namun, tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi guna memastikan tidak ada infeksi atau kerusakan gigi yang memperparah kondisi.
Infeksi Gusi Lebih Rentan di Musim Hujan
Kelembapan tinggi menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri tumbuh di rongga mulut, sehingga risiko infeksi gusi meningkat. Ini terutama terjadi jika kamu jarang membersihkan sisa makanan di sela gigi.
Tanda-tanda infeksi gusi:
- Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi
- Bau mulut
- Gusi tampak kemerahan atau bengkak
- Rasa nyeri di sekitar gusi
Cara mencegah infeksi gusi:
- Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan tekanan ringan
- Gunakan benang gigi atau water flosser
- Rutin scaling setiap 6 bulan untuk membersihkan plak dan karang gigi
Perawatan sederhana ini bisa mencegah infeksi gusi semakin parah saat musim hujan.
Risiko Gigi Berlubang Meningkat karena Konsumsi Manis Hangat
Minuman hangat dan manis memang menggoda di tengah hujan, tetapi kandungan gulanya dapat mempercepat pembentukan plak dan memperparah masalah gigi. Bakteri di mulut akan mengubah gula menjadi asam yang merusak enamel gigi.
Tips menjaga pola makan di musim hujan:
- Batasi konsumsi gula berlebih
- Berkumur atau minum air putih setelah minuman manis
- Tunggu 30 menit sebelum menyikat gigi setelah makan
Tips Menjaga Kesehatan Gigi di Musim Hujan
Agar gigi tetap sehat dan kuat meski cuaca lembap dan dingin:
- Gunakan pasta gigi berfluoride dan sikat berbulu lembut
- Hindari makanan/minuman dengan suhu ekstrem
- Minum air putih cukup untuk menjaga kelembapan rongga mulut
- Perbanyak asupan sayur dan buah kaya vitamin C
- Periksa ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan
Kesimpulan
Musim hujan bisa memperparah berbagai masalah gigi kita, mulai dari gigi sensitif, infeksi gusi, hingga nyeri akibat sinusitis. Namun, semua bisa dicegah dengan menjaga kebersihan gigi secara rutin, memilih makanan dengan bijak, dan melakukan kontrol ke dokter gigi secara berkala.
Dengan perawatan yang tepat, Confi People bisa tetap tersenyum nyaman tanpa takut gigi ngilu meski cuaca sering berubah.
Referensi:
- Psillas, G., Papaioannou, D., Petsali, S., Dimas, G. G., & Constantinidis, J. (2021). Odontogenic maxillary sinusitis: A comprehensive review. Journal of dental sciences, 16(1), 474–481. https://doi.org/10.1016/j.jds.2020.08.001
- Hu, N. (2024). Impacts of Climate Change on Oral Health and Dentistry – Why Should Dentists Care and What Can They Do? Journal of the California Dental Association, 52(1). https://doi.org/10.1080/19424396.2024.2428210