WE ARE OPEN EVERY DAY  09:00 – 21:00

Kasus pemuda diduga buta usai cabut gigi di Padang Pariaman jadi pengingat penting. Pelajari fakta medis, mitos pencabutan, dan tips pencabutan gigi yang aman ke dokter gigi.
Pemuda di Padang Pariaman Alami Kebutaan Diduga Usai Cabut Gigi di Klinik

 

Ringkasan Kasus Pencabutan Gigi di Padang Pariaman

Kasus ini mencuat setelah seorang pemuda di Padang Pariaman, Sumatera Barat, diduga mengalami gangguan penglihatan hingga kebutaan usai menjalani pencabutan gigi di sebuah klinik (Kompas TV, 2025). Pihak klinik membantah tuduhan malapraktik dokter gigi dan menyatakan prosedur dilakukan sesuai standar.

Meski hasil investigasi belum final saat itu, kasus ini langsung memicu keresahan masyarakat dan kembali memunculkan mitos lama: cabut gigi bikin buta.

 

Benarkah Cabut Gigi Bisa Menyebabkan Kebutaan?

Jawabannya: tidak, ya, Confi People.

Mitos ini sudah lama beredar, terutama soal efek cabut gigi atas yang katanya bisa bikin buta karena letaknya dekat dengan mata. Tapi secara medis dan anatomi, saraf gigi dan mata tidak terhubung langsung. Memang betul gigi geraham atas dekat dengan rongga sinus dan orbit mata, tapi risiko kebutaan akibat pencabutan gigi nyaris tidak ada, apalagi jika dilakukan oleh dokter gigi profesional.

Yang mungkin terjadi adalah komplikasi infeksi serius (misalnya abses) yang menyebar tanpa penanganan tepat. Namun ini adalah komplikasi langka dan bisa dicegah dengan prosedur perawatan sesuai standar.

 

Perbedaan Malapraktik dan Komplikasi Medis

Banyak orang yang menyamakan malapraktik dan komplikasi medis. Padahal ada perbedaan besar antara:

Dalam kasus Padang Pariaman

Kasus pemuda yang mengalami kebutaan setelah pencabutan gigi awalnya memicu dugaan malapraktik dari pihak keluarga. Dugaan ini muncul karena tidak adanya pemeriksaan lanjutan dan rujukan medis yang jelas pasca tindakan. Namun, hasil investigasi menyatakan bahwa kebutaan tersebut tidak disebabkan oleh prosedur pencabutan gigi, melainkan oleh tumor di kepala yang sudah menyerang saraf penglihatan. Artinya, kebutaan terjadi bukan sebagai komplikasi medis dari pencabutan, melainkan akibat kondisi medis penyerta yang tidak terdiagnosis sebelumnya. Tumor tersebut bukan disebabkan oleh tindakan gigi, tapi merupakan penyakit yang telah berkembang sebelum prosedur dilakukan.

 

Kasus ini menunjukkan pentingnya keterbukaan pasien mengenai kondisi kesehatan secara menyeluruh sebelum menjalani prosedur medis apa pun. Diagnosa yang tepat dan lengkap dapat mencegah kesalahpahaman dan membantu tim medis memberikan penanganan terbaik. Jadi, jangan ragu untuk menyampaikan riwayat penyakit, keluhan lain, atau kondisi tubuh secara jujur kepada tenaga kesehatan ya, Confi People!

 

Tanda-Tanda Risiko yang Harus Diwaspadai Pasca Cabut Gigi

Setelah pencabutan gigi, kamu perlu segera kembali ke dokter gigi jika mengalami:

  1. Nyeri hebat yang tak kunjung membaik
  2. Perdarahan berlebihan
  3. Bengkak di area wajah, leher
  4. Demam tinggi
  5. Gangguan penglihatan atau sensasi aneh di mata (segera ke UGD). 

Gejala ini bisa menunjukkan infeksi serius yang perlu penanganan cepat, meskipun sangat jarang terjadi. 

 

Tips Memilih Dokter Gigi yang Aman dan Terpercaya

Agar prosedur pencabutan gigi tetap aman, perhatikan hal-hal berikut ya, Confi People:

  1. Pastikan praktik dokter gigi memiliki izin resmi seperti Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)
  2. Dokter gigi memberikan penjelasan yang jujur dan detail tentang prosedur pencabutan.
  3. Jangan ragu untuk bertanya tentang prosedur, risiko, dan tindakan lanjutan sebelum menyetujui pencabutan gigi.
  4. Jangan ragu untuk meminta second opinion jika merasa ragu.

 

Pentingnya Pemeriksaan dan Rujukan Sebelum Pencabutan Gigi

Tidak semua gigi bisa langsung dicabut begitu saja, terutama:

  1. Gigi yang dekat dengan saraf besar
  2. Gigi bungsu impaksi
  3. Gigi dengan infeksi aktif atau bengkak
  4. Pasien dengan riwayat medis khusus (diabetes, gangguan pembekuan darah, dll).

Biasanya dokter akan menyarankan rontgen panoramik dan jika diperlukan, merujuk ke  rumah sakit rujukan (RSR) untuk tindakan pengangkatan impaksi gigi bungsu (odontektomi). Ini bentuk perlindungan terhadap hak pasien sakit gigi agar tidak terjadi hal yang membahayakan.

 

Kesimpulan

Kasus di Padang Pariaman memang menyita perhatian, tapi penting untuk tetap objektif. Jangan langsung percaya mitos cabut gigi yang katanya bikin buta. Selama dilakukan dengan prosedur yang benar, pencabutan gigi adalah tindakan yang aman.

Tips cabut gigi aman bisa diringkas dalam 3 hal:

  1. Pilih dokter gigi terpercaya
  2. Lakukan pemeriksaan lanjutan sebelum prosedur pencabutan gigi
  3. Pantau gejala pasca pencabutan gigi

Cabut gigi bukan hal yang menakutkan jika dilakukan dengan prosedur medis yang tepat. Yuk jaga kesehatan gigi dengan lebih bijak, dan jangan ragu konsultasi saat butuh bantuan profesional!

 

Referensi

  1. Kompas TV. (2025, Juli 11). Pemuda di Padang Pariaman Alami Kebutaan Diduga Usai Cabut Gigi di Klinik Berut. https://www.kompas.tv/regional/604615/pemuda-di-padang-pariaman-alami-kebutaan-diduga-usai-cabut-gigi-di-klinik-berut 
  2. Dignam, P., Elshafey, M., Jeganathan, A., Foo, M., Park, J. S., & Ratnaweera, M. (2024). Prevalence and Factors Influencing Post-Operative Complications following Tooth Extraction: A Narrative Review. International journal of dentistry, 2024, 7712829. https://doi.org/10.1155/2024/7712829
  3. Devi Rianti. Literacy Assumption of Blindness After Tooth Extraction in the Context of Community Service. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services). https://doi.org/10.20473/JLM.V6I1.2022.15-17

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *