WE ARE OPEN EVERY DAY  09:00 – 21:00

Crowding adalah kondisi ketika ruang di rahang tidak cukup untuk menampung semua gigi kita, sehingga gigi tumbuh saling tumpang tindih, posisi berputar, atau tidak sejajar.
Ilustrasi Gigi Crowding

 

Crowding adalah kondisi ketika ruang di rahang tidak cukup untuk menampung semua gigi kita, sehingga gigi tumbuh saling tumpang tindih, posisi berputar, atau tidak sejajar. Kondisi ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, dan merupakan salah satu masalah susunan gigi yang paling sering ditemukan.

 

Nama lain: Crowding, gigi berjejal, gigi bertumpuk, dental crowding

Ciri utama: posisi gigi bertumpuk atau berjejal

 

 

Penyebab

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gigi bertumpuk antara lain:

  1. Ukuran rahang kecil, baik karena faktor genetik maupun pertumbuhan rahang yang tidak optimal
  2. Ukuran gigi terlalu besar dibandingkan ruang rahang
  3. Gigi susu tanggal terlalu dini atau terlalu lambat, sehingga mengganggu posisi gigi permanen
  4. Kebiasaan buruk sejak kecil, seperti mengisap jempol atau penggunaan empeng terlalu lama
  5. Tidak pernah mendapatkan perawatan ortodonti saat diperlukan.

 

Variasi

Crowding dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya:

Confi People dengan kasus crowding berat memerlukan perawatan ortodonti.

 

Crowding juga bisa terjadi pada:

  1. Gigi depan (paling sering terlihat dan mengganggu estetika)
  2. Gigi belakang (sering tidak disadari, tapi berisiko tinggi terjadinya gigi berlubang)

 

Komplikasi

Jika gigi bertumpuk tidak ditangani, dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti:

  1. Sulit membersihkan gigi secara maksimal
  2. Penumpukan plak dan karang gigi
  3. Risiko gigi berlubang (karies)
  4. Radang gusi (gingivitis) hingga infeksi gusi (periodontitis)
  5. Bau mulut
  6. Gangguan gigitan dan fungsi mengunyah
  7. Dalam jangka panjang, dapat memengaruhi kepercayaan diri dan kesehatan gigi dan mulut pada umumnya. 

 

Gejala Umum

Beberapa tanda crowding yang sering dirasakan:

  1. Gigi tampak tidak rapi atau saling menumpuk
  2. Sulit menyikat atau membersihkan sela gigi
  3. Sering terselip sisa makanan
  4. Gusi mudah merah atau berdarah
  5. Bau mulut berulang
  6. Rahang terasa tidak nyaman saat menggigit atau mengunyah

 

Pencegahan

  1. Rutin kontrol ke dokter gigi sejak usia anak-anak atau sejak gigi pertama tumbuh
  2. Memantau pertumbuhan gigi susu dan gigi permanen
  3. Menghentikan kebiasaan buruk anak (empeng, isap jempol) sejak dini
  4. Menjaga kebersihan gigi dan mulut secara rutin

 

Penanganan

Penanganan crowding tergantung tingkat keparahan:

  1. Perawatan pendahuluan seperti scaling dan penambalan gigi sebelum perawatan ortodonti dimulai
  2. Behel (kawat gigi) untuk merapikan posisi gigi
  3. Clear aligner sebagai alternatif perawatan yang lebih estetik
  4. Pencabutan gigi tertentu, jika ruang rahang sangat terbatas dan dibutuhkan ruang untuk mengoreksi posisi gigi

 

Dokter gigi atau dokter gigi spesialis ortodonti akan menentukan rencana perawatan terbaik sesuai kondisi masing-masing.

 

Referensi

  1. Herzog, M. H., & Sayim, B. (2022). Crowding: Recent advances and perspectives. Journal of vision, 22(12), 15. https://doi.org/10.1167/jov.22.12.15
  2. Patano, A., Malcangi, G., Inchingolo, A. D., Garofoli, G., De Leonardis, N., Azzollini, D., Latini, G., Mancini, A., Carpentiere, V., Laudadio, C., Inchingolo, F., D’Agostino, S., Di Venere, D., Tartaglia, G. M., Dolci, M., Dipalma, G., & Inchingolo, A. M. (2023). Mandibular Crowding: Diagnosis and Management-A Scoping Review. Journal of personalized medicine, 13(5), 774. https://doi.org/10.3390/jpm13050774

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *